Masyarakat Palu Kesulitan Mendapatkan Elpiji Subsidi

Gas Bersubsidi -Dok: CDN

PALU – Masyarakat Kota Palu mengeluh sulitnya mendapatkan gas elpiji subsidi atau gas isi tiga kilogram (kg). Stok di pangkalan pengecer sangat terbatas, dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Herannya, di pangkalan stok habis, sementara di luar pangkalan ada, dan harganya juga jauh lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah,” kata Ny Marlines, salah seorang warga Palu, Rabu (15/5/2019).

Marlines menyebut, pangkalan pengecer elpiji subsidi di wilayah mereka ada dua. Tapi stok yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan. Hal tersebut dikarenakan, suplai dari agen ke pangkalan juga dibatasi, paling banyak 100 tabung sekali pengiriman. Selain jatah yang terbatas, masyarakat dari wilayah lain ikut membeli elpiji di pangkalan. Dampaknya, stok cepat habis.

Keluhan senada juga disampaikan Ny Lukas, seorang warga yang berdomilisi di jalan Banteng, Kecamatan Palu Selatan. Ia mengeluh elpiji subsidi beberapa hari terakhir kembali langka. Padahal, saat pascagempa bumi 7,4 SR, yang disusul dengan terjadinya tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta tanah bergerak atau likuefaksi gas elpiji isi tiga kg sangat mudah diperoleh.

Bahkan, stok elpiji di pangkalan bisa bertahan sampai beberapa hari. Tetapi sejak beberapa pekan terakhir, terutama setelah memasuki Ramadan, kebutuhan gas mulai sulit diperoleh warga. Hanya dalam waktu beberapa jam, stok di pangkalan pengecer sudah habis terjual. Di kios-kios pengecer, elpiji subsidi dijual mencapai Rp30.000 pertabung. Padahal HET yang ditetapkan pemerintah hanya Rp16.000 per-tabung.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu, Amiruddin, meminta masyarakat untuk ikut mengawasi pangkalan pengecer elpiji subsidi. Masyarakat diminta segera melaporkan, jika ada pangkalan yang melayani atau menjual gas subsidi kepada pedagang.

Lihat juga...