Buruh Proyek JTTS Tetap Bekerja di Hari Buruh
Editor: Koko Triarko
Menurutnya, penyelesaian pekerjaan talud bisa meminimalisir terjadinya longsor pada tanah penahan di bagian upperpass jalan bebas hambatan tersebut.
Sebelumnya, pekerjaan saluran drainase untuk pembuangan air telah dikerjakan memperlancar aliran air saat hujan.
Pembuatan bronjong jembatan Way Asahan di Kilometer 19+000 Desa Pasuruan, juga terus dilanjutkan saat hari buruh.
Suri, salah satu pengawas pengerjaan bronjong, menyebut penyelesaian talud penahan bahu sungai terus dikebut. Sebab, musim pengujan yang berimbas debit air sungai berpotensi membuat bahu sungai longsor. Meski hari buruh ditetapkan sebagai hari libur nasional, aspek keselamatan untuk jembatan JTTS tersebut diakuinya sangat penting.
“Pekerjaan pembuatan bronjong harus segera diselesaikan, bahkan beberapa menerapkan sistem lembur agar saat hujan tidak longsor,” beber Suri.
Suri menjelaskan, proses pengerjaan bronjong dilakukan dalam beberapa tingkat. Bronjong mempergunakan kawat galvanis tersebut diisi oleh puluhan pekerja, sekaligus dibantu menggunakan alat berat jenis excavator.
Suri mengaku tak keberatan tetap bekerja pada hari buruh. Pekerja yang dibayar dengan sistem harian tersebut, bahkan mengaku justru akan merugi jika diliburkan.
Faktor waktu penyelesaian bronjong jembatan yang ditarget sebelum bulan Ramadan sekaligus menjadi alasan pekerja tetap bekerja.
Sesuai jadwal pelaksanaan, pekerjaan pembuatan bronjong akan diselesaikan sebelum hari Minggu (5/5) atau Senin (6/5), yang ditetapkan sebagai awal Ramadan.
Pekerjaan saat bulan Ramadan tidak akan efektif, karena sebagian pekerja menjalankan ibadah puasa. Selain itu, sejumlah pekerja berasal dari luar Lampung yang akan pulang kampung saat bulan Ramadan.