Tutut Soeharto: Jaga dan Lestarikan Adat Istiadat Jawa

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Upacara selapanan merupakan bentuk rasa syukur atas berkah dan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada bayi dan ibunya. Pada acara ini, sang bayi dicukur rambutnya dan juga dipotong kukunya.

Selapanan merupakan upacara selamatan untuk bayi yang telah berumur 35 hari. Selamatan ini masih cukup sering ditemukan, berbeda halnya dengan jenis upacara dan tradisi Jawa lain yang semakin jarang dilakukan.

Pada hari Senin Pahing, tepatnya 22 April 2019, Hj. Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Mbak Tutut Soeharto, menyelenggarakan upacara selapanan cucunya, yakni Arsyanendra Athallah Rukmana yang lahir pada Senin Pahing, 18 Maret 2019. Putra pertama dari pasangan Ajie Sulistiyo Dwi Putra Maryulis dengan Danvy Sekartaji Indri Haryanti Rukmana.

Mbak Tutut Soeharto mencukur rambut sang cucu – Foto: M. Fahrizal

Prosesi upacara selapanan yakni sebelumnya sang bayi ditidurkan di dipan yang telah disediakan. Dialasi 7 macam kain jarik di antaranya, pertama kain wahyu tumurun yang memiliki makna agar bayi dalam kehidupannya mendapat rahmat dari Allah karena selalu melaksanakan perintah Allah.

Kain kedua yaitu kain sido asih yang bermakna agar bayi dalam kehidupannya selalu menerapkan saling asah, asih, dan asuh dalam keluarga. Kain ketiga, yakni kain mulyo dradjat, memiliki makna agar supaya bayi dalam kehidupannya penuh kemuliaan dan kenikmatan.

Kain keempat yakni kain sido luhur, memiliki makna agar bayi dalam kehidupannya selalu luhur hati, dan luhur budi pekerti. Kain kelima yaitu kain mukti drajat, yang bermakna agar bayi dalam kehidupannya ditinggikan derajatnya, sukses, dan rezekinya langgeng.

Lihat juga...