Pound Sterling Menguat, Dolar AS Jatuh
NEW YORK – Nilai tukar atau kurs dolar Amerika Serikat jatuh pada akhir perdagangan Jumat (19/4/2019) waktu Amerika Serikat atau Sabtu (20/4/2019) Waktu Indonesia Barat.
Penurunan tersebut terjadi, di tengah nilai tukar pound sterling Inggris yang menguat. Penguatan terjadi karena terangkat oleh data penjualan ritel Inggris di kuartal pertama. Kondisi tersebut menandakan pertumbuhan ekonomi yang kuat dari negara itu.
Pada Januari hingga Maret 2019, jumlah pembelian dalam penjualan ritel di Inggris meningkat 1,6 persen, bila dibandingkan dengan kuartal IV 2018. “Hal itu, mengikuti pertumbuhan berkelanjutan selama tiga bulan pertama tahun ini,” kata Kantor Statistik Nasional setempat, Kamis (18/4/2019). Secara terpisah, pertumbuhan tahun-ke-tahun dalam jumlah pembelian meningkat sebesar 6,7 persen pada Maret. Menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Oktober 2016, dengan berbagai toko yang mencatat, cuaca yang lebih ringan tahun ini mendorong peningkatan penjualan, menurut produsen statistik resmi independen Inggris.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,09 persen, menjadi 97,3650 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1245 dolar dari 1,1230 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Pound Inggris naik menjadi 1,2994 dolar dari 1,2988 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7148 dolar dari 0,7146 dolar. Dolar AS dikutip 111,93 yen Jepang, lebih rendah dari 111,94 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0143 franc Swiss dari 1,0153 franc Swiss, dan tidak berubah mendekati 1,3386 dolar Kanada dari 1,3386 dolar Kanada. (Ant)