Obituari: Sang Maestro Karnaval, Dynand Fariz Ingin Buat Museum JFC

Selain itu, Lampung (best national costume miss international) 2014 di Tokyo Jepang, dan best national costume miss grand international 2016 di Las Vegas USA, kemudian Toraja Tongkonan (best national costume miss supranational) 2015 di Polandia, dan Borobudor (best national costume miss universe) 2015 di Florida USA, kostum Betawi (best national costume miss tourism international) 2016 di Malaysia, dan Garuda (top 5 national costume miss universe) 2016 di Filipina.

Bahkan, almarhum didaulat oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya menjadi koreografer Asian Games 2018. Kemegahan panggung dan koreografi yang disuguhkan dalam hajatan itu, sontak mengundang banyak pujian dari masyarakat dunia. Hal yang menyita perhatian publik adalah kostum Garuda emas karya Dynand Fariz.

Simbol burung Garuda sengaja dipilih Dynand Fariz untuk mengiringi setiap kontingen dari ke-45 negara peserta Asian Games 2018 karena burung Garuda simbol Republik Indonesia yang menunjukkan kesatuan, kemegahan, dan spirit yang menginspirasi ke semua penjuru. Bahkan, Dynand Fariz kini juga menjadi salah satu kurator untuk Top 100 Calender of Event di Indonesia.

Kini, putra daerah terbaik Jember itu telah berpulang ke Rahmatullah dan mengembuskan napas terakhir pada usia 55 tahun di Rumah Sakit Jember Klinik pada 17 April 2019, pukul 04.00 WIB. Ia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Garahan Kecamatan Silo, berdekatan dengan makam kedua orang tuanya. Ia telah berpulang, namun karya-karyanya akan selalu dikenang masyarakat Jember, bahkan dunia.

Dynand Fariz masuk Rumah Sakit Jember Klinik pada Minggu (14/4) sore, karena mengeluhkan gangguan saluran pernapasan, namun kondisinya saat itu baik-baik saja. Ia berangkat sendiri ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya tersebut.

Lihat juga...