Hingga April 2019, 281 Warga Sikka Positif DBD
Editor: Mahadeva
Maret meningkat menjadi 138 kasus, dan hingga 4 April ada 12 kasus. “Seharusnya Maret kasusnya sudah menurun, tapi tahun ini malah meningkat tajam. Ini terjadi karena kondisi cuaca yang tidak menentu, dimana curah hujan juga masih sangat tinggi dan terjadi angin kencang,” terangnya.
Hingga saat ini, petugas dinas kesehatan telah melakukan fogging atau pengasapan di 53 lokasi. Pengasapan dilakukan dua kali di setiap lokasi. Fogging pertama untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus DBD.
Sementara fogging kedua, untuk membasmi jentik yang sedang berkembang biak menjadi nyamuk dewasa. “Seekor nyamuk Aedes aegypti dewasa bisa menghasilkan 200 sampai 330 telur. Bila induk nyamuknya sudah tertular virus demam berdarah maka telurnyapun sudah ada virusnya, sehingga harus dibasmi,” jelasnya.
Seekor nyamuk Aedes aegypti bisa berumur antara dua minggu sampai tiga bulan. Bila hujan dan panas berlangsung secara beruntun, maka umur nyamuk penyebar demam berdarah bisa mencapai 3 bulan. Kasus DBD paling banyak ada di tiga kecamatan di kota Maumere yakni Alok, Alok Barat dan Alok Timur. “Untuk tahun ini Kecamatan Alok terdapat di Kelurahan Madawat, Kota Uneng dan Kabor,” paparnya.
Sementara di Kecamatan Alok Timur terdapat di Kelurahan Nangameting dan Kota Baru. Kecamatan Alok Barat terdapat di Kelurahan Wailiti dan Wolomarang. Tiga kecamatan ini setiap tahun kasus DBD-nya selalu tinggi.