Gempa Banggai Dipicu Sesar Aktif
JAKARTA – Gempa dengan magnitudo 6,9 Skala Richter, yang terjadi di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, pada Jumat (12/4/2019) pukul 18.40 WIB, diakibat oleh aktivitas sesar aktif.
Dilihat dari episenter, dan kedalaman hiposenternya, merupakan jenis gempa dangkal. “Ada dugaan, struktur sesar yang menjadi pembangkit gempa ini adalah Sesar Peleng, yang jalurnya berarah barat daya-timur laut di Pulau Peleng dan menerus ke Teluk Tolo,” kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, Sabtu (13/4/2019) dinihari.
Sesar Peleng, merupakan sesar aktif yang memiliki laju sesar sebesar 1,0 milimeter per tahun, dan magnitudo maksimum yang mencapai magnitudo 6,9. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike slip). Dugaan ini didasarakan pada alasan, lokasi episenter terletak pada kelurusan Sesar Peleng, yang menerus ke laut.
Sumber gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar menganan (dextral). Hingga pukul 23.50 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan, terjadinya aktivitas gempa susulan (aftershock) 43 kali, dengan kekuatan paling besar ber-magnitudo 5,6 dan terkecil ber-magnitudo 3,4.
Sebelumnya, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini tsunami, karena berdasarkan permodelan, gempa dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,8 tersebut berpotensi tsunami. Status ancaman waspada, dengan estimasi tinggi tsunami kurang dari 50 sentimeter (cm). Setelah dilakukan pemutakhiran magnitudo dan melakukan monitoring terhadap muka air laut melalui pengamatan tide gauge di lokasi Kendari (Sulawesi Tenggara) dan Taliabu (Maluku Utara), menunjukkan tidak ada kenaikan muka air laut yang signifikan.