Ganggu Pernapasan, Bakar Limbah Pertanian Dipertahankan Warga Lamsel
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Aktivitas membersihkan lahan dengan cara membakar limbah pertanian masih dipertahankan warga di Lampung Selatan (Lamsel).
Membakar limbah mengakibatkan polusi, gangguan kesehatan berupa infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), mengganggu jarak pandang.
Sumaidi, salah satu warga petani di Kecamatan Penengahan, menyebut, cara efektif membersihkan sampah dengan membakar dipertahankan warga.
Sumaidi beralasan, sebagian limbah pertanian merupakan batang padi atau jerami yang sudah tidak bisa dimanfaatkan. Pemanfaatan limbah hasil pertanian diakuinya telah dilakukan dengan menggunakan jerami sebagai sumber pakan.
Limbah yang tersisa selanjutnya dibakar untuk mempercepat pembersihan tahap akhir. Pembakaran jerami menurutnya dilakukan memperhitungkan arah angin sehingga tidak mengganggu pengendara.
Pembakaran jerami di dekat Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) diakuinya kerap menjadi sumber polusi. Meski demikian intensitas pembakaran jerami saat ini mulai berkurang.
Pasalnya pemanfaatan jerami untuk pakan ternak ikut mengurangi volume jerami yang dibakar. Sejumlah perusahaan penggemukan sapi di wilayah Sidomulyo, pemilik ternak perseorangan, memanfaatkan jerami untuk pakan. Beberapa perusahaan bahkan ikut mengurangi limbah pertanian jerami yang tersisa.
“Dua tahun terakhir jerami kerap dimanfaatkan sebagai alternatif pakan bagi perusahaan ternak sehingga limbah pertanian yang dibakar berkurang, masih tetap ada, tetapi jumlahnya tidak banyak,” papar Sumaidi, salah satu petani, saat ditemui Cendana News, Jumat (12/4/2019).
Sumaidi juga menyebut, aktivitas pembakaran jerami hanya mengganggu pengendara roda dua. Sebab pengendara kendaraan roda empat bisa menutup bagian kaca saat melintas.