Desain CSW Karya Biro Studio Lawang, Menangi Sayembara
Editor: Makmun Hidayat
Orang nomor satu di ibu kota Jakarta mengatakan, dalam membangun sebuah infrastruktur harus ada pesan yang disampaikan kepada masyarakat. Sehingga perjalanan mereka harus menjadi pengalaman unik, tidak hanya menjadi rutinitas biasa.
“Harapan kita, prasarana ini dapat menjadi salah satu tempat bagi masyarakat Jakarta, Indonesia dan internasional akan menyaksikan integrasi moda transportasi publik di Jakarta,” tuturnya.
Karena itulah, Anies menangkap peluang agar ruang yang tidak terkelola dengan baik antara Halte Transjakarta CSW dengan Stasiun ASEAN MRT Jakarta mendapatkan solusi terbaik dari anak bangsa melalui mekanisme sayembara terbuka.
“Kelihatan dari sayembara tadi, solusi-solusi yang ditawarkan menarik sekali. Jadi, saya berharap Transjakarta dan MRT Jakarta bisa kerja bersama menuntaskan ini. Targetnya sebetulnya kita berharap kurang dari satu tahun, sudah semuanya bisa selesai,” ujarnya.
Sebab, lanjut Anies, di perempatan CSW ini ada kantor Asean yang setiap tahunnya menggelar 1.600 pertemuan. Diantaranya, 500-600 pertemuan dilaksanakan di Jakarta.
“Dengan adanya MRT Jakarta, mereka bisa nginep di hotel-hotel sepanjang Sudirman-Thamrin. Maka, simpang CSW ini akan menjadi satu ikon yang akan dilihat secara rutin bukan hanya oleh warga Jakarta, tetapi juga oleh dunia internasional,” ujarnya.
Sementara, Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono menjabarkan, CSW merupakan kawasan bersejarah sejak zaman penjajahan Belanda dengan kepanjangan Centrale Stichting Wederopbouw, yang memiliki rancangan awal sebagai pusat simpangan berbentuk bundaran. Seiring perkembangan zaman, model bundaran tersebut ditiadakan dan menjadikan simpang CSW sebagaimana jalan raya pada umumnya.