Yudi Latif: Pak Harto Merealisasikan Pancasila
Editor: Satmoko Budi Santoso
Untuk mewujudkan hal itu, menurutnya, yakni dengan loyalitas terhadap konstitusi dan konsensus bersama yang telah disepakati.
Memang menurutnya, dalam setiap sistem politik, tidak ada yang sempurna. Karenanya, sesuatu yang memungkinkan untuk mewujudkan sistem yang rapi adalah dengan loyalitas terhadap institusi bersama.
“Pak Harto dan Bung Karno boleh beda pandangan dan cara mengelola negara, tetapi keduanya memiliki loyalitas pada negara dan rakyat Indonesia,” tegas Yudi, disambut tepuk tangan peserta seminar.
Namun, Yudi menyayangkan, berjalannya reformasi selama 20 tahun tidak melihat demokrasi berjalan on the track. Malah justru yang terjadi sebaliknya. Yakni jelas dia, cara melihat demokrasi berjalan on the track dengan melihat kepemimpinan berdasarkan sila keempat dan sila kelima Pancasila.
Menurutnya, kedua sila ini bagus sekali. Bahkan pengamat politik terkemuka mengatakan, bahwa untuk menciptakan demokrasi yang baik, yaitu dengan mewujudkan persatuan nasional yang kuat. Setelah demokrasi dijalankan, seharusnya negara semakin kuat, bukan malah mengarah kepada perpecahan nasional.
Ditegaskan dia, bahwa keberhasilan demokrasi dapat dilihat dari keadilan sosial yang baik. Karena jika kesenjangan dan disparitas terjadi sangat dalam, maka tinggal menunggu bom waktu dan akan menikam demokrasi itu sendiri.
“Pancasila dapat digunakan untuk mengukur, apakah demokrasi itu berjalan dengan baik atau tidak,” ujar mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Karena tambah dia, setiap sistem politik selalu mencari keseimbangan antara legitimasi dan efisiensi. Adapun yang dimaksud legitimasi tingkat partisipasi dan tingkat kepercayaan. “Sehingga pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang legitimate,” tukasnya.