Sesuai pengamatan Magma Volcanic Activity Report (VAR), pada periode pengamatan Senin (25/3/2019) sejak pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, kondisi fisik gunung terpantau jelas. Secara meteorologi, kondisi cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut, suhu udara 26,6 hingga 28,4 °C, kelembaban udara 82 hingga 90 %, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Seismograf mencatat, terjadi kegempaan hembusan empat kali, dengan ammplitudo 5 hingga 13 mm, durasi 17 hingga 22 detik. Selain itu, kegempaan vulkanik dangkal tercatat terjadi tiga kali, beramplitudo 23 hingga 28 mm, dengan durasi 8 hingga 10 detik. Alat juga mencatat kegempaan vulkanik dua kali, beramplitudo 40 hingga 46 mm, S-P 2 hingga 2.8 detik, Durasi 23 hingga 24 detik. ”Alat seismograf juga masih merekam tremor Menerus atau microtremor, yang terekam dengan amplitudo 1 hingga 5 mm dominan 2 mm,” papar Suwarno.
Sejak 25 Maret 2019 pukul 12.00 WIB, status aktivitas GAK diturunkan dari level lll ( Siaga ) menjadi level ll ( Waspada ). Radius aman yang diperbolehkan bagi wisatawan dan nelayan di sekitar Gunung Krakatau disebutnya juga masih tetap dipertahankan pada jarak 2 kilometer.
Marjaya, salah satu nelayan di Pantai Minang Rua, mengaku tidak mengetahui perubahan status gunung tersebut. Ia sudah melaut dan memasang bagan apung sejak Februari lalu. Ia berharap, aktivitas Gunung Anak Krakatau kembali normal dan tidak erupsi.