Program PUPM-TTI Dinilai Mampu Stabilkan Harga
Editor: Koko Triarko
BANJARMASIN – Program Nasional Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani Indonesia (TTI), dinilai sukses menstabilkan harga pangan di daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan.
“Program Nasional PUPM ini telah ada di HST sejak 2016, yang dikelola oleh Gabungan kelompok tani (Gapoktan) dengan pengemasan beras jenis medium,” kata Kabid Ketahanan Pangan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan HST, Aidi Murahman, di Barabai, Selasa (26/3/2019).
Menurutnya, pada 2018 lalu, dua Gapoktan mendapatkan bantuan modal dana operasional sebesar Rp160 juta dari pemerintah pusat, yaitu Gapoktan Arus Mengalir dari Desa Tabudarat Hilir dan Gapoktan Sinar Bahagia dari Desa Birayang Surapati.
Kedua Gapoktan itu, dari target 35 ton berhasil mengembangkan pertanian melalui pengemasan beras sebesar 37 ton, dan pada 2019 ini kembali mendapatkan bantuan sebesar Rp60 juta, untuk operasional dengan target 50 ton. Jika target tidak bisa dicapai, maka bantuan itu harus dikembalikan.
“Beras-beras itu dipasarkan di TTI, dengan harga Rp8.800 per kilogram, dan TTI hanya boleh mengambil keuntungan sebesar Rp400, karena tujuannya untuk menstabilkan harga pangan,” katanya.
Dalam menjalankan program TTI, setiap Gapoktan mendapat dana bantuan pengembangan dari pemerintah pusat. Uang itu diberikan untuk menggerakkan kegiatan, sekaligus subsidi dalam pengadaan barang, khususnya bahan pangan.
Setelah memiliki uang dari dana bantuan, maka selanjutnya TTI bisa membeli beras untuk ditampung dan dijual. Harga jual telah ditentukan lebih rendah dari pasaran.
“Kebijakan tersebut diambil, mengingat keberadaan TTI untuk membantu pemerintah dalam menyediakan barang dan harga murah untuk kebutuhan pangan,” katanya.