Petani Lambar: Polikultur Kopi dan Lada Berikan Keuntungan Ganda

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Memasuki masa tanaman kopi arabica matang, petani di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) juga mulai menanti panen lada. Penggabungan dua tanaman tersebut memberikan hasil yang berlipat ganda bagi masyarakat setempat.

Susanto (39) salah satu petani di Pekon atau Desa Campang, Kecamatan Kebun Tebu, Lambar mengaku menanam sekitar 6.000 batang kopi dan sekitar 500 tanaman lada di kebun miliknya. Untuk kopi dikembangkan dengan tekhnik stek batang. Tekhnik tersebut efektif untuk meningkatkan produksi sekaligus masa panen seragam.

“Selain menanam kopi, dengan adanya potensi serta kreativitas petani, pertanian sistem polikultur atau pertanaman campuran dikembangkan. Jenis tanaman yang dipilih adalah tanaman lada (Piper Nigrum) atau kerap disebut merica atau sahang,” sebutnya saat disambangi Cendana News, Senin (18/3/2019).

Budidaya tanaman lada disebutnya cukup mudah karena mempergunakan perbanyakan memakai batang. Pembibitan tahap awal dilakukan memakai polybag lalu dipindahkan ke tonggak rambatan yang disiapkan. Pada perkembangan selanjutnya lada panjat tersebut kerap merambat pada tanaman kopi.

Lada yang ditanam merupakan jenis merambat yang bisa dipanen saat usia satu tahun hingga tiga tahun.Masa pembungaan dan pembuahan kopi dan lada hampir bersamaan terutama jelang panen raya April hingga Mei tahun ini.

“Tanaman kopi dan lada menjadi tanaman khas di Lampung Barat dan dibudidayakan dengan sistem polikultur karena keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi dengan pola tanam tidak saling mengganggu,” terang Susanto.

Kopi yang ditanam diberi jarak sekitar dua meter antar tanaman. Pada sela sela tanaman tersebut ditanam pohon leresede sebagai junjungan atau tonggak rambatan tanaman lada.

Lihat juga...