Pendidikan dan Kebudayaan Indikator Kemajuan Bangsa
MEDAN – Pendidikan dan kebudayaan merupakan indikator kemajuan suatu bangsa, karena itu untuk meningkatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan, diperlukan kesungguhan dalam menata dan mengelolanya.
“Sehingga dapat menghasilkan sumberdaya manusia berkualitas, berkarakter dan berdaya saing,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar di Medan, Sumatra Utara, Minggu (31/3/2019).
Mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, pada Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan yang digelar di Lapangan Benteng Medan, ia mengatakan, semua pihak harus bersyukur atas berbagai capaian di bidang pendidikan dan kebudayaan.
“Mulai dari PAUD-nya, sekarang PAUDisasi, yakni anak umur 5-6 tahun wajib ikut PAUD. SD dan SMP yang APK (Angka Partisipasi Kasar)-nya sudah 100 persen Hanya saja kita masih punya tantangan di SMA dan SMK. SMK secara nasional baru 86 pesen,” katanya.
Ia mengatakan, dengan “PAUDisasi”, kesiapan belajar anak-anak akan semakin meningkat, sehingga drop out tidak akan terjadi lagi. “Kita akan menyambut masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing,” katanya.
Menurut dia, selain capaian mutu dan akses bagi peserta didik, kepedulian terhadap kesejahteraan guru, turut menjadi perhatian besar pemerintah.
“Capaian tadi juga sudah menyampaikan bagaimana posisi dan peran guru di Indonesia yang sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dua pertiga anggaran kita untuk guru dan ini akan kita teruskan seiring dengan meningkatnya anggaran,” tuturnya.