Naiknya Harga Jual TBS Sawit di Lampung tak Untungkan Petani

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Memasuki bulan Maret ini, harga tandan buah segar (TBS) Sawit di Lampung Timur mulai mengalami kenaikan. Sejumlah pengepul mengatakan, kenaikan disebabkan oleh mulai stabilnya penjualan crude palm oil (CPO).

Budi, salah satu pengepul tandan buah segar sawit, menyebut, sebelumnya TBS di tingkat petani dibeli seharga Rp600 per kilogram. Harga berangsur naik hingga berkisar Rp900 per kilogram, atau naik sebesar Rp300 per kilogram. Menurutnya, kenaikan harga TBS sawit disebabkan oleh penjualan crude palm oil (CPO) yang mulai stabil.

Budi menuturkan, hasil panen TBS sawit diperoleh dari sejumlah kebun di wilayah Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur, dan wilayah Kecamatan Sragi. Harga sawit tersebut merupakan hasil panen tanaman sawit umur tiga tahun yang ditanam di dekat aliran sungai Way Sekampung. Harga tersebut diakuinya masih berada di level rendah, karena sejumlah pekebun mengalami luapan sungai Way Sekampung.

Budi, pengepul kelapa sawit asal Lampung Tengah melakukan pembelian di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur -Foto: Henk Widi

Menurut Budi, kenaikan harga TBS sawit sebatas kenaikan fluktuatif bulanan. Meski mencapai Rp900 per kilogram, ia mengaku harga tersebut belum mencapai level menguntungkan bagi petani. Harga tersebut diakuinya masih belum cukup stabil, sesuai harapan petani dengan harga di atas Rp1.500 per kilogram. Harga tersebut belum cukup memberi kesejahteraan bagi petani, karena biaya operasional masih cukup tinggi.

“Meski mengalami kenaikan dari harga bulan sebelumnya, masih belum menguntungkan bagi petani sawit, karena distribusi sawit menggunakan perahu menyusuri sungai Way Sekampung,” terang Budi, Senin (11/3/2019).

Lihat juga...