Dosen Unsoed Ini Kembangkan Budidaya Purwaceng Berteknologi Green House

Editor: Satmoko Budi Santoso

PURWOKERTO – Tanaman Purwaceng banyak terdapat di Kabupaten Banjarnegara dan selama ini tanaman tersebut tumbuh di lahan terbuka.

Akibatnya, tanaman yang identik digunakan sebagai obat kuat atau penunjang stamina ini, seringkali hasil panennya tidak maksimal, karena terkendala faktor cuaca. Sebab curah hujan yang tinggi mengakibatkan tanaman purwaceng rusak dan memicu munculnya hama.

Sebaliknya pada musim kemarau yang berkepanjangan juga kurang baik untuk pertumbuhan purwaceng.

Melihat kondisi tersebut, tim pengabdi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang diketuai oleh Dosen Fakultas Pertanian Unsoed, Eni Sumarni, dan beranggotakan Noor Farid (bidang keahlian pemuliaan dan bioteknologi), Hanif Nasiatul Baroroh (bidang keahlian farmasi), dan Prof. Loekas Soesanto (bidang keahlian hama dan penyakit tumbuhan), melakukan upaya untuk pengembangan budidaya tanaman purwaceng. Supaya tidak lagi tergantung pada kondisi cuaca, mengingat populasi tanaman purwaceng sendiri sudah langka.

ʺKita dorong supaya produksi tanaman purwaceng ini bisa lebih terencana, terkendali, bebas pestisida dan yang terpenting juga memperhatikan konservasi lahan. Sebab konservasi lahan juga akan mendorong kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pengusahaan purwaceng dalam rangka mengurangi status kepunahan purwaceng,ʺ terangnya, Kamis (7/3/2019).

Lebih lanjut Eni menjelaskan, penanaman purwaceng dilakukan dalam green house supaya lebih terkontrol. Teknik irigasi yang diberikan di dalam green house menggunakan irigasi drip atau biasa disebut irigasi tetes.

Irigasi ini merupakan metode pemberian air pada tanaman secara langsung, baik pada areal perakaran tanaman maupun pada permukaan tanah melalui tetesan secara kontinyu dan perlahan. Efisiensi penggunaan air dengan sistem irigasi tetes dapat mencapai 80 persen.

Lihat juga...