Warga Penolak PLTU Bengkulu Berharap Komitmen Capres
BENGKULU – Puluhan warga sekitar proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, mengadakan nonton bersama (nobar) debat kedua Calon Presiden di posko Langit Biru.
Posko ini merupakan posko perjuangan warga yang menolak proyek energi batu bara yang dinilai akan mencemari lingkungan mereka.
“Kami ingin mencermati visi dan misi kedua pasangan calon presiden baik nomor urut satu maupun nomor urut dua, tentang komitmen mereka menghentikan energi batu bara dan beralih ke energi terbarukan,” kata Ketua Posko Langit Biru Teluk Sepang, Hamidin, di sela nobar itu, Minggu, (17/2/2019) malam.
Menurut Hamidin, meski dalam visi dan misi kedua calon presiden tidak disebutkan dengan tegas rencana peralihan energi kotor batu bara ke energi terbarukan, namun pihaknya berharap dari debat kedua ini kedua pasangan memiliki komitmen yang jelas.
Pada debat kedua tentang energi, kata Hamidin, pemenuhan energi dari kedua calon justru menitikberatkan komoditas sawit dan tidak menyinggung tentang pengembangan energi terbarukan dari angin, tenaga surya, gelombang dan lainnya.
“Kami berharap, pemerintah ke depan fokus untuk mewujudkan kedaulatan energi dengan sumber energi terbarukan yang tidak menimbulkan polusi dan dampak negatif lain,” ucapnya.
Penolakan warga Teluk Sepang terhadap proyek PLTU batu bara berkapasitas 2 x 100 Megawatt (MW), yang saat ini dalam tahap konstruksi, dikarenakan kekhawatiran atas dampak negatif yang ditimbulkan, terutama dampak buruk pencemaran udara dan laut yang menjadi tulang punggung perekonomian nelayan setempat.
Menurut Hamidin, sejak awal rencana proyek dilakukan pada 2016, warga Kelurahan Teluk Sepang sudah bersurat ke Gubernur Bengkulu dan diteruskan ke Presiden Joko Widodo, menolak keberadaan proyek tersebut di sekitar permukiman mereka.