Pesona Patah Tulang sebagai Tanaman Hias
Editor: Satmoko Budi Santoso
BOGOR – Walaupun mayoritas tanaman patah tulang hanya terlihat batang dan daun saja, tapi tanaman ini termasuk salah satu tanaman favorit masyarakat untuk dipajang di teras rumah.
Bahkan, bagi para warga etnis Tionghoa, salah satu varietas tanaman patah tulang dipercaya mampu membawa kebaikan pada orang yang menanamnya.
Patah tulang atau yang dikenal dengan nama Euphorbia merupakan tanaman perdu yang tumbuh di wilayah tropis. Kekhasan dari tanaman ini adalah batangnya yang beruas. Tanaman patah tulang merupakan tanaman berkayu, bercabang banyak dan bergetah.
Staf Agro Taman Buah Mekarsari, Sodikin, menceritakan, bahwa getah tanaman tulang ini termasuk berefek keras.
“Pernah ada yang menggunakan getahnya untuk mengobati sakit gigi. Ternyata mempengaruhi gigi lain. Jadi keropos giginya,” kata Sodikin di Area Nursery Taman Buah Mekarsari, Jumat (22/2/2019).
Tanaman patah tulang memiliki banyak varietas. Ada yang bisa tumbuh tinggi, ada juga yang tumbuh merunduk dan menyemak.
“Salah satu varietas patah tulang yaitu cucak rowo, bisa tumbuh hingga 1 meter, jika tidak dipangkas,” ujar Sodikin.
Pengembangbiakan patah tulang biasanya menggunakan sistem stek batang.
“Bisa juga menggunakan bijinya. Tapi di Mekarsari, biasanya menggunakan stek batang. Karena prosesnya lebih cepat,” papar Sodikin.
Pemotongan batang untuk kepentingan pengembangbiakan biasanya diambil dari ruas batang yang sudah tua. Dengan panjang sekitar 15 cm.
“Kita ambil yang di bawah buku-bukunya. Karena bagian ini proses tumbuh akar dan tunas barunya lebih cepat. Kita tancapkan di tanah. Sebaiknya, pilih tanah yang subur atau di kompos. Nanti dalam kurun waktu 2 bulan sudah tumbuh tunas baru dari buku-bukunya. Bentuknya seperti bulatan kecil berwarna hijau terang,” urai Sodikin.