Memancing Sistem Kotrek, Cara Mengisi Liburan Akhir Pekan
Editor: Satmoko Budi Santoso
Senar yang sudah diberi pancing, umpan selanjutnya dilempar ke dalam air dan ditenggelamkan lalu ditarik ke permukaan berkali-kali.
Cara tersebut diakui Bejo dilakukan untuk menarik perhatian ikan-ikan predator yang akan menyambar umpan tiruan tersebut. Cara tersebut diakui Bejo cukup efektif karena ia bisa mendapatkan ikan kuniran, kerapu, simba serta sejumlah ikan kecil lain yang ada di tepi pantai.
Kegiatan memancing kerap dilakukan menjelang sore hingga malam sekaligus menikmati matahari terbenam (sunset) di dermaga Bom Kalianda.
“Tujuan utama kami rekreasi di tepi pantai daripada bengong hanya duduk di dermaga, pancing menjadi cara untuk menghilangkan kejenuhan kalau mendapatkan ikan tentunya sebuah bonus,” papar Bejo.
Tekhik memancing dari tepi pantai disebutnya dilakukan karena ia tidak perlu menyewa perahu. Teknik memakai umpan imitasi atau buatan diakuinya karena umpan jenis tersebut lebih awet sehingga ia tidak perlu membeli umpan di pelelangan ikan, dari cumi atau udang hidup yang lebih mahal.
Umpan udang vaname ukuran kecil disebutnya, dengan ukuran 50 cm per ekor, dibeli Rp2.000 dengan rata-rata sekali memancing membutuhkan 25 ekor, ia harus mengeluarkan uang sekitar Rp50 ribu.
Salah satu rekannya bernama Agus (20) menyebut, hobi memancing menjadi salah satu bentuk rekreasi yang menyenangkan. Saat pergi ke pantai ia memastikan selalu membawa pancing dengan joran yang mudah dilipat serta umpan imitasi yang mudah dibawa.
Peralatan pancing yang selalu dibawa di dalam jok kendaraan roda dua disebutnya sekaligus cara untuk bertahan hidup (survival). Sebab saat berada di dekat danau, sungai dan tepi laut ia masih bisa mencari ikan.