Keong Sawah, Makanan Khas Sunda Penambah Stamina

Editor: Koko Triarko

BEKASI – Makanan khas Sunda, Jawa Barat, yang dibuat dari Keong Sawah, disebut Tutut. Di tempat lain, seperti di Purbalingga, makanan ini dikenal dengan sebutan Kreco. Makanan ini cukup diminati pecinta kuliner, dan mudah dijumpai di Bekasi.

“Pada setiap akhir pekan, bisa habis 30 kilogram tutut sehari. Saya kalau pagi mangkal di jalan Wibawamukti, Kompleks Auri Kota Bekasi. Malam biasa di depan pintu masuk TMII, Jakarta Timur,” ungkap Ikke Krisna, penjual Tutut, Sabtu (16/2/2019).

Ikke Krisna, penjual Tutut yang biasa mangkal di jalan Wibawamukti, Kompleks Auri, Kota Bekasi dan TMII. -Foto: M Amin

Ikke Krisna, penjual Tutut keliling bersama suami, tak hanya mangkal di sekitar TMII Jakarta Timur. Ia mengaku, pada hari biasa, bisa menjual 10 Kg lebih, pada sore mangkal kalau tidak di TMII biasa ke arah Halim sampai pukul 00.00 WIB.

Satu porsi ukuran satu ons dijual Rp10 ribu, oleh Ikke sudah disiapkan tempat khusus dalam plastik untuk dibawa pulang atau bisa juga makan di tempat, di bawah tenda yang telah disiapkan.

Tutut buatan Ikke Krisna menggunakan bumbu opor. Dengan bahan baku seperti kunyit, daun salam dan serai, buah asam kandis, cabai dan garam, kemudian santan kelapa.

“Ribetnya saat memotong ekor keong sawah. Karena kecil, jadi cukup memakan waktu. Resep lain keong sawah direbus dengan menggunakan daun ubi,” ujarnya.

Menurutnya, Tutut juga dipercaya orang Sunda sebagai obat untuk penyakit tertentu. Keong sawah ini diambil dari jenis terkecil. Tutut berbeda dengan keong emas yang juga ada di sawah, karena ukurannya lebih kecil.

Lihat juga...