Di Samiran, Tutut Soeharto Kenalkan Teknologi Biogas
Editor: Koko Triarko
Pada kesempatan ini, ia juga mengenalkan produk pertanian yang dihasilkan Saung Berkarya, berupa pupuk organik berteknologi nano kepada para petani.
Menurutnya, kelebihan pupuk organik yang dibuat dengan teknologi terbaru ini. Yakni, pupuk ini adalah pemakaiannya yang tidak membutuhkan jumlah banyak. Sehingga mampu menekan kebutuhan pupuk dan biaya produksi para petani.
“Pupuk organik ini sudah diperkecil ukurannya. Hanya 12 botol bisa digunakan untuk pemupukan lahan seluas 1 hektare, hasil panen pun bagus,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, Sri bertanya kepada salah seorang peternak sapi tentang susu yang dihasilkan per harinya.
“Susu sapi yang dihasilkan 22 liter per harinya. Tapi kendalanya, kami menjual dengan harga murah, Rp3.800 per liter,” keluh seorang peternak sapi.
Sri pun memberikan tips, agar tarap hidup masyarakat Desa Samiran lebih sejahtera. Para peternak sapi disarankan, agar punya penghasilan lain, tidak hanya mengandalkan susu saja.
Yakni, mereka bisa mengolah susu tersebut menjadi makanan yang bisa dikonsumsi. “Kalau harga susu Rp3.8000 per liter, kasihan banget. Gimana mau jadi desa mandiri pangan dan energi? Ke depan, desa ini harus berkembang supaya tidak produksi susu murni saja. Bisa bikin keju, yogurt dan produk lainnya yang bisa dibawa ke Jakarta,” beber Sri.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Samiran, Yayasan Damandiri akan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produksi susu sapi. Juga pelatihan membuat usaha sampingan berbahan susu yang berkualitas untuk dikonsumsi.
“Jangan takut. Insyaallah Yayasan Damandiri akan membantu dengan pelatihan agar kehidupan masyarakat Desa Samiran lebih sejahtera. Insyaallah kita juga bantu pasarkan susunya hingga ke luar negeri,” pungkasnya.