Tutut Soeharto: Bapak Saya Berpesan, Saya Harus Sering ‘Sowan’ ke Pesantren
Editor: Koko Triarko
SRAGEN – Alunan suara gamelan mengiringi kunjungan silaturahmi Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut Soeharto) di Pesantren Nurul Huda, Plosorejo, Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Kamis (28/2/ 2019) sore. Dalam silaturahmi tersebut, Tutut Soeharto didampingi adik bungsunya, Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Soeharto), Retnosari Widowati Harjojudanto (Eno Sigit), Begug Purnomosidi, serta rombongan lainnya.
Abah Syarif Hidayatullah, pimpinan pondok pesantren Nurul Huda, menyambut kedatangan rombongan dengan berbagai langgam Jawa diiringi gamelan, dan pertunjukan wayang kulit yang siap digelar.
Para santriwati, santriwan, pengurus pesantren, dan penduduk di sekitar pesantren pun antusias menyambut kedatangan Tutut Soeharto. Banyak yang berebut untuk bersalaman hingga berfoto selfie.

Dalam sambutan pembukaannya, Abah Syarif Hidayatullah menyampaikan salam hormat atas kedatangan Tutut Soeharto, lalu memperkenalkan pesantren serta santri yang ia bina selama ini. Tak berapa lama, Abah Syarif mempersilahkan Tutut Soeharto untuk memberikan sambutan kepada seluruh warga pesantren, dengan diiringi gamelan dan nyanyian dari para Sinden.
Kiai eksentrik ini memang sangat menjaga berbagai bentuk Kebudayaan Jawa dalam berdakwah. Misalnya, tiap malam Ahad Legi, Abah Syarif selalu istiqomah mengadakan pengajian umum yang ada di pesantrennya, dengan selalu diiringi pergelaran wayang kulit. Para peserta pengajian yang datang, sejak dari kalangan jelata hingga pejabat pemerintahan. Ada juga kalangan kiai yang berkenan hadir dalam pengajiannya tersebut.