Usia 23, Momentum Kejayaan Yayasan Damandiri

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Tanggal 15 Januari 2019 begitu istimewa bagi segenap pengurus dan karyawan Yayasan Damandiri. Pada tanggal itulah, Yayasan Damandiri lahir dengan segudang ide dan program-program dalam memajukan bangsa dan negara.

Tepat di usianya yang ke-23 sekarang, Yayasan Damandiri dengan program Desa Mandiri Lestari telah banyak membuat perubahan bagi masyarakat miskin.

Ketua Yayasan Damandiri, Subiakto Tjakrawerdaja, mengatakan, momentum ulang tahun yang ke-23 juga merupakan pengingat bahwa program-program yang sudah berjalan, misalnya Desa Mandiri Lestari, akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

Program Desa Mandiri Lestari sendiri sudah berjalan 2 tahun, sejak 2016, akan lebih disempurnakan lagi dengan memberikan program-program untuk mengantisipasi berbagai tantangan ke depan. Tantangan ke depan itu di antaranya adalah globalisasi era industri 4.0.

Dikatakan Subiakto Tjakrawerdaja, sasaran strategis Yayasan Damandiri adalah pembangunan desa untuk mengentaskan kemiskinan. Diharapkan, tidak ada lagi orang desa yang miskin, hidup sejahtera, mandiri, dan lestari. Untuk ke semua itu, masyarakat harus mampu menghadapi perkembangan zaman sesuai dengan kondisi lingkungan yang bergerak cepat dengan kemajuan teknologi komunikasi.

“Untuk itu, sebagai momentum, memanfaatkan momentum ulang tahun ini, kita akan segera meluncurkan program baru sebagai titik awal menjadikan Desa Mandiri Lestari sekaligus menjadi Desa Mandiri Lestari yang cerdas teknologi,” ucapnya, Selasa (15/1/2019), di Gedung Granadi, Jakarta.

Subiakto menjelaskan, program Desa Mandiri Lestari cerdas teknologi, sebenarnya sudah dicanangkan Presiden Soeharto pada 1997, tepatnya pada Hari Koperasi yang ke-50 tahun, pada 12 Juli 1997. Saat pidato, Presiden Soeharto mencanangkan Desa Cerdas Teknologi. Namun sayang, ketika era reformasi tidak dijalankan, dan Yayasan Damandiri menghidupkan Desa Mandiri Lestari, sekaligus akan menjadikan Desa Cerdas Teknologi.

Lihat juga...