PURWOKERTO – Stok beras di gudang Bulog Sub Divre IV Banyumas, melimpah. Total masih ada 17.000 ton. Pascadihapusnya program beras untuk keluarga sejahtera (rastra), penyaluran beras Bulog menurun dratis hingga 70 persen.
Meskipun demikian, Bulog tetap harus menyerap beras petani, bahkan pada 2019 ini, target penyerapan Bulog Banyumas naik menjadi 75.000 ton setara beras.

Kabulog Sub Divre IV Banyumas, Sony Supriyadi, mengatakan, sepanjang 2018, pihaknya tidak lagi menyalurkan rastra, sebab program rastra sudah diganti menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Akibatnya, penyaluran beras Bulog menurun dratis dan stok pun melimpah.
ʺSewaktu masih ada rastra, penyaluran kita per tahun mencapai 15 ribu ton, tetapi setelah dihapus, pada 2018 penyaluran beras kita hanya lima ribu ton, mulai Januari hingga Desember 2018,ʺ terangnya, Sabtu (5/1/2019).
Namun, target penyerapan Bulog Banyumas pada 2019 ini justru meningkat. Jika pada 2018 target penyerapan Bulog hanya 53.000 ton, sekarang naik menjadi 75.000 ton. Terkait stok yang melimpah ini, Sony mengatakan, penyalurannya dilakukan melalui operasi pasar (OP).
ʺOP itu memang insidental, tetapi sebenarnya setiap hari kita sudah melakukan OP, dengan menjual beras melalui Rumah Pangan Kita (RPK) maupun toko-toko mitra Bulog. Tiap RPK mempunyai downline yang jumlahnya cukup banyak. Jadi, yang kita kedepankan adalah jangan sampai harga naik, sementara stok beras kita cukup banyak,ʺ kata Sony.
Saat ini, stok beras di gudang Bulog merupakan hasil penyerapan antara bulan Mei hingga Juni 2018. Sehingga, stok beras tersebut sudah tujuh bulan lebih berada di gudang Bulog.