Sebagian Besar Objek Wisata di Lamsel Belum Pulih

Editor: Koko Triarko

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamsel, kata Syaifuddin, bahkan terus melakukan pemantauan terkait kebijakan sejumlah pemilik usaha sektor wisata. Mulai dari pembatalan sejumlah kamar yang telah dipesan untuk merayakan malam pergantian tahun, penjadwalan ulang (reschedule) pesanan kamar hotel akibat tsunami.

Sejumlah penginapan dan hotel disebutnya mengalami kerugian bervariasi, mulai dari jutaan rupiah hingga miliaran akibat kerusakan konstruksi, tempat wisata termasuk pembatalan pesanan hotel.

Dampak tsunami tersebut dialami langsung oleh salah satu pemilik cottage di pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni. Ryan Haikal, salah satu pemilik cottage menyebut pada saat terjadinya tsunami ada 12 wisatawan menginap.

Bencana tsunami membuat wisatawan membatalkan kunjungan, dan ia harus mengembalikan uang sewa dengan total mencapai Rp4 juta lebih, belum termasuk kerugian akibat kerusakan.

Namun, Ryan Haikal mengaku beruntung, cottage yang dimilikinya tidak mengalami kerusakan total. Meski demikian, kawasan wisata pantai Minang Rua masih mengalami kerusakan akibat tsunami. Kerusakan amenitas pariwisata pada objek wisata bahari tersebut meliputi cottage, gazebo, mushola, kios sovenir, kios kuliner, landmark Pantai Minang Ruah serta fasilitas lain.

“Kerusakan akibat tsunami membuat pelaku usaha wisata mengalami kerugian, namun kami akan berusaha memulihkan kondisi tersebut, agar usaha wisata kami bisa pulih,” terang Ryan Haikal.

Destinasi wisata bahari pantai Minang Ruah yang sempat memiliki pasir putih, kini dipenuhi sampah. Selain sampah dari sejumlah puing-puing rumah, bagan, perahu yang terbawa arus, sebagian akibat sampah plastik.

Lihat juga...