Masyarakat Gotong Royong Benahi Pantai Terdampak Tsunami

Editor: Koko Triarko

Kerusakan akibat tsunami di pantai Minang Rua dominan berupa amenitas atau fasilitas penunjang pariwisata. Amenitas pariwisata yang rusak, di antaranya Mushola 1 unit, toilet 9 unit, kios kuliner  1 kios, kios souvenir 1 kios, Warung  8 unit, cottage  2 unit, homestay  1 unit.

Juga gudang peralatan Pokdarwis 1 unit, kolam penangkaran tukik  2 unit, rumah jaga penangkaran tukik 2 unit, gazebo pantai  25 unit. Landmark “Pantai Minangrua” 1 unit, kano  3 unit.

Ely Sakilah menyebut, upaya pembersihan dilakukan melibatkan berbagai unsur, agar atraksi wisata alam bisa kembali pulih. Pada kondisi normal,  objek wisata pantai Minang Rua, kerap dikunjungi oleh wisatawan saat libur sekolah dan libur akhir pekan.

Namun pascakerusakan pada objek wisata tersebut, kunjungan wisatawan tidak ada, sehingga aktivitas pariwisata, mati suri. Meski aksesibilitas untuk menuju objek wisata tersebut tidak terdampak, namun pemasukan untuk Pokdarwis dipastikan tidak ada semenjak tsunami.

“Setelah semua kerusakan diperbaiki, objek wisata dibenahi, anggota Pokdarwis berharap kunjungan wisata bisa kembali normal,” beber Ely Sakilah.

Membaiknya sektor wisata bahari, kata Ely Sakilah, akan memberi pemasukan bagi Pokdarwis. Sebab, sejumlah fasilitas pariwisata di pantai Minang Rua sebagian dibiayai dari hasil penjualan tiket untuk pembuatan gazebo serta fasilitas lain.

Sejumlah pedagang kuliner yang mengalami kerusakan kios, belum bisa melakukan aktivitas berjualan seperti pada kondisi normal.

Fokus pemulihan kondisi objek wisata pantai Minang Rua, untuk mengembalikan atraksi wisata alam sebagai nilai jual pantai tersebut. Meski mengalami kerusakan akibat tsunami, bertambahnya volume sampah, ia menyebut volume pasir di pantai Minang Rua meningkat dengan adanya tambahan batu apung dan pasir Gunung Anak Krakatau.

Lihat juga...