Masjid Agung At-Tin, Oase Spiritual di TMII
Editor: Koko Triarko
Penamaan Masjid Agung At-Tin melukiskan peran utama yang diembannya. Yakni, jelas dia, memelihara dan mengaktualkan fitrah kesucian yang melekat pada jiwa manusia, yang berasal dari kegiatan positif.
“Masjid Agung At-Tin terinspirasi dari Surah At-Tin. Dengan harapan bisa menjadi oase spiritual dan memberikan pencerahan intelektual bagi kehidupan manusia, atas kehadiran Allah SWT, Sang Pencipta Alam Semesta,” jelasnya.
Arsitek masjid termegah di kawasan Jakarta Timur ini, adalah Fauzan Noe‘man dan prof. Dr. Ir. Ahmad Noe‘man. Arsitektur Masjid Agung At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri. Baik dari segi arsitektur bangunan, hiasan ornamen, maupun desain dalam dan luar ruangannya.
Masjid Agung At-tin memiliki empat kubah menara kecil, di setiap sudut mengelilingi kubah utama dengan lafadz Allah di puncaknya. Di bagian depan masjid, terdapat kolam air mancur dengan keramik hijau muda.
Untuk menambah kesakralan, di sepanjang langit-langit selasar koridor, dipasang pengeras suara tersembunyi dalam jarak tertentu. Ini bertujuan, agar jemaah atau pengunjung dapat mendengar dengan jelas suara penceramah maupun pembacaan ayat suci Alquran di waktu tertentu.
Gaya arsitektur masjid ini menampilkan bentuk lekukan anak panah, pada dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya.
Bagian muka masjid menampilkan tiga lekukan anak panah yang bagian tengahnya didominasi warna abu-abu. Motif yang ditampilkan pada lekukan anak panah ini sepintas menyerupai tebaran bunga.
Selain tiga lekukan tersebut, juga terdapat dua lekukan anak panah ukuran kecil pada sisi kanan dan kiri dinding masjid. “Bentuk anak panah ini memiliki makna, pada hakekatnya umat manusia tidak pernah berhenti untuk berusaha menjadi pribadi lebih baik dan selalu mensyukuri nikmat dari Allah SWT,” ungkapnya.