Manis Legitnya Madumongso Khas Kota Malang

Editor: Koko Triarko

“Setelah ketan dicampur, kemudian dijadikan tape di dalam baskom dengan menggunakan ragi, dan ditutup daun pisang. Proses pentapean ini memakan waktu selama tiga hari,” terangnya.

Selanjutnya membuat jenangnya dari dua buah kelapa, yang dijadikan santan dan dua kilogram gula putih yang dimasak dan diaduk sampai mengental.

Setelah mengental, campurkan tape ketan dan diaduk kembali sekitar empat jam, untuk kemudian dikemas.

“Proses pembuatan mulai awal sampai akhir membutuhkan waktu kurang lebih selama 5 sampai 6 hari, mulai dari proses perendaman sampai pengemasan,” sebutnya.

Anisya tidak menampik, bahwa dalam proses pembuatan Madumongso tetap menggunakan bahan pengawet, agar bisa bertahan lama. Namun, takaran bahan pengawet yang digunakan terbilang sedikit sekali, sehingga Madumongso buatannya hanya bertahan selama dua minggu di suhu ruang.

“Kita menggunakan sedikit bahan pengawet, agar tahan lama. Dari tiga kilogram bahan madumongso, kita hanya memberikan pengawet setengah gram,” akunya.

Menurutnya, takaran bahan pengawet memang sedikit, karena jika terlalu banyak menggunakan bahan pengawet, selain berbahaya bagi kesehatan, juga bisa mengurangi cita rasa dari Madumongso.

Saat ini, Madumongso Lestari dijual online maupun offline, dititipkan di pasar, dengan harga per kemasan bervariasi, tergantung banyaknya.

“Harga Rp40 ribu isi 36, dan delapan ribu isi enam,” ucapnya.

Diakui Anisya, dibandingkan dengan jajanan lainnya, usaha madumongso termasuk yang relatif sedikit pesaingnya, karena sudah jarang orang yang mau membuatnya.

Lihat juga...