Harga Minyak Dunia Naik Tiga Persen

Ilustrasi sumur minyak - Foto dok. Kemen BUMN

Parlemen Inggris memilih 432-202 menentang kesepakatan Brexit, meningkatkan ketidakpastian ekonomi yang membebani pasar.

Pada dasarnya, pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain, termasuk Rusia, telah mulai mengurangi kekhawatiran kelebihan pasokan. Kelompok itu, yang dikenal sebagai OPEC, sepakat pada akhir 2018 untuk memotong pasokan mulai bulan ini, berusaha mengendalikan kelebihan global.

OPEC telah menetapkan pertemuan 17-18 Maret untuk memantau implementasi pakta mereka, sumber mengatakan kepada Reuters, dan pertemuan lain pada 17-18 April untuk memutuskan apakah akan memperpanjang pemotongan di luar enam bulan yang disepakati.

Dukungan lebih lanjut datang dari data yang menunjukkan jumlah rig pengeboran AS untuk minyak baru sedikit menurun sejauh tahun ini. Juga, para analis dalam jajak pendapat Reuters, menjelang data industri mingguan pada Selasa (15/1) dan laporan pemerintah pada Rabu waktu setempat, memperkirakan stok minyak mentah AS telah jatuh untuk minggu kedua berturut-turut.

Data rig bisa menandakan perlambatan kenaikan cepat dalam produksi dari Amerika Serikat, yang menjadi produsen minyak utama dunia pada 2018.

Dalam jangka panjang, produksi minyak mentah AS diperkirakan akan naik ke rekor baru lebih dari 12 juta barel per hari (bph) tahun ini dan naik menjadi hampir 13 juta bph pada tahun depan, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam proyeksi 2020 pertamanya.

Pasar juga menemukan dukungan dari berita bahwa AS tidak akan memberikan keringanan lebih lanjut untuk sanksi-sanksi terhadap Iran.

Perwakilan Khusus AS untuk Iran, Brian Hook, mengatakan pada Sabtu (12/1) bahwa Washington tidak akan memberikan keringanan lagi untuk minyak Iran setelah penerapan kembali sanksi-sanksi AS. Langkah ini dapat membatasi minyak Iran datang ke pasar dalam beberapa bulan mendatang.

Lihat juga...