Gegendeh dan Nilai Luhur Karuhun yang Terjaga di Kranggan

Editor: Mahadeva

BEKASI – Menyebut nama Kranggan, orang akan teringat akan jejak situs sejarah kejayaan Pasundan dimasa silam. Kampung Kranggan, berada di Kelurahaan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Masyarakatnya, secara etnis bisa dikategorikan sebagai masyarakat Sunda. Tetapi dalam prosesnya, mereka beradaptasi dengan kebudayaan Betawi. Secara umum, Kranggan, menjadi cikal bakal keturunan kerajaan pasundan yang ada di tanah Betawi. Proses pembauran terjadi sangat luar biasa di daerah tesebut. Warga konsen dengan budaya pasundanya, ditengah ke-Betawian yang melingkupi area sekitarnya.

“Kranggan kalau kita lihat, merupakan perpaduan yang sangat unik, masyarakatnya bisa dikategorikan sebagai masyarakat Sunda. Tetapi mereka beradaptasi dengan kebudayaan yang ada di Betawi,” kata Budayawan Bekasi, Aki Maja, Minggu (27/1/2019).

Menurutnya, sebelum mengusulkan Kranggan sebagai Kampung Budaya. Tim Pemikiran Kemajuan Kebudayaan Daerah (TPKKD) Bekasi, sudah melakukan perjalanan menyelusuri 12 Kecamatan di Kota Bekasi. Dan hanya Kranggan yang memiliki ikon unik dan luar biasa.

Gegendeh, tradisi Kampung Kranggan yang masih terjaga sampai sekarang. Gegendeh, merupakan sarana komunikasi dan berfungsi sebagai hiburan usai bekerja menumbuk padi – Foto M Amin

Di tengan-tengah gempuran budaya, bukanlah persoalan yang mudah untuk bisa mempertahankan budaya warisan yang ada. Namun, Kranggan sampai sekarang tetap kuat melestarikan budaya adat istiadat dalam kesehariannya, seperti seni Gegendeh dan pencaksilat. “Ada nilai leluhur karuhun, masih dipelihara sampai hari ini, misalkan seperti pesta Bumi Babaretan, seren tahun dan lainnya. di Kranggan masih tetap

Lihat juga...