Dinkes: Jakarta Waspada KLB DBD

Editor: Koko Triarko

Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti, di Kantor Dinas Kesehatan DKI, Jalan Kesehatan, Petojo, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019). -Foto: Lina Fitria

JAKARTA – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di DKI meningkat tajam hingga enam kali lipat dalam satu pekan. Dinas Kesehatan setempat punmenyataan, Jakarta Wasada Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.

“Kami membuatnya waspada, dalam arti kalau didiamkan nanti bergerak,” kata Widyastuti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, di kantornya, jalan Kesehatan, Petojo, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

Menurut Widyastuti, jumlah kasus DBD di DKI Jakarta per 27 Januari 2019 meningkat tajam hingga enam kali lipat. Semalam sebanyak 613 kasus, padahal pekan sebelumnya, 20 Januari, jumlah kejadian DBD baru 111 kasus.

“Sampai dengan 27 Januari malam ada 613 kasus, terdistribusi di lima wilayah kota. Paling banyak di tiga kota, yaitu Jaksel 231 kasus, Jaktim 169 kasus, dan Jakbar 153 kasus,” jelasnya.

Pelonjakan itu terjadi, lantaran Kota Jakarta merupakan daerah endemis DBD. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan nyamuk dan penyakit DBD adalah kondisi iklim.

Iklim berperan dalam memberikan lingkungan yang kondusif untuk nyamuk berkembang. Sehingga iklim menjadi faktor sangat penting, terutama di awal masa perkembangan nyamuk.

Selain itu, Dinas Kesehatan DKI sebelumnya bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), meneliti soal korelasi kelembaban udara Jakarta dengan tingkat DBD.

“DKI daerah endemis DBD, kami bikin kriteria (KLB) sendiri bersama BMKG, untuk kewaspadaan,” ujarnya.

Hasilnya, kalau saat ini kelembaban udara di lima kota Jakarta akan tinggi dalam tiga bulan ke depan. Sementara wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, masuk dalam tingkat waspada demam berdarah di Januari 2019.

Lihat juga...