YOGYAKARTA — Kelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, mengembangkan media pembelajaran civic miracle untuk mendorong siswa berpikir kritis.
“Media pembelajaran itu dirancang untuk siswa kelas XII semester I pada pokok materi ‘Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban dalam Perspektif Pancasila’,” kata koordinatoor kelompok mahasiswa Atika Arsono di Yogyakarta, Selasa (15/1/2019).
Ia menjelaskan, kata civic berarti kewarganegaraan, karena digunakan untuk media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) agar dapat membentuk warga negara yang baik yang mengetahui hak dan kewajibannya.
“Kata miracle berarti keajaiban, karena media pembelajaran itu berbentuk lingkaran yang dapat berputar dan memiliki dua sisi yang masing-masing dapat digunakan,” katanya.
Dalam media pembelajaran itu, menurut dia, materi ditampilkan secara ringkas dan jelas. Selain itu, media tersebut mampu mengajak siswa berpikir kritis dan peka dengan menghadirkan contoh gambar-gambar pelaksanaan kewajiban, pengingkaran kewajiban, pemenuhan hak, dan pelanggaran hak.
Ia mengatakan, media itu terdiri atas dua bagian. Bagian pertama terdapat amplop yang berisi submateri tentang Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban dalam Perspektif Pancasila.
Bagian kedua terdapat amplop yang berisi gambar-gambar pelaksanaan kewajiban, pengingkaran kewajiban, pemenuhan hak, dan pelanggaran hak.
“Kelebihan media pembelajaran itu antara lain awet karena terbuat dari bahan utama kayu dan banner sehingga tidak mudah rusak. Selain itu mudah digunakan karena siswa cukup memutar lingkarannya saja,” katanya.