Petani Kopi Situbondo Perlu Dukungan Pemkab

Oleh karenanya, agar supaya petani kopi mendapatkan keuntungan tambahan, pemerintah daerah setempat perlu mendorong dan mengedukasi petani menjual kopi dalam bentuk seduhan atau olahan.

“Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait memang perlu ada kolaborasi untuk menggeliatkan perkopian di Situbondo,” tutur Didik.

OPD yang perlu berkolaborasi diantaranya, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan sebagai dinas yang dapat mengedukasi budi daya kopi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian terkait dengan produksi kopi dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro mendorong semakin berkembangnya pelaku UMKM serta Dinas Pariwisata mendukung wisata tentang perkebunan kopi arabika Kayumas.

“Yang paling penting untuk menggeliatkan perkopian di Situbondo perlu menggenjot promosi kopi arabika Kayumas. Jika, tidak maksimal dalam promosi, pastinya akan ketinggalan.

Terkait dengan potensi pengembangan perkebunan kopi arabika di Desa Kayumas, masih banyak lahan dan bahkan luasannya mencapai ribuan hektare.

Selama ini, luasan kebun kopi rakyat yang berada di bawah tegakan tercatat sebanyak sekitar 1.500 hektare yang dikelola oleh sejumlah kelompok tani.

“Kalau benar-benar dikembangkan lagi, masih ada lahan ribuan hektare di Desa Kayumas,” katanya.

Sebagai bentuk dorongan dan mempromosikan kopi Arabika Kayumas, Pemerintah Kabupaten Situbondo, telah beberapa waktu lalu menggelar “Festival Kopi Kayumas Juara Dunia” dalam rangka lebih pada memperkenalkan dan mempromosikan potensi kopi khas Kayumas sebagai komoditas kopi unggulan.

Meskipun lahan perkebunan kopi di Situbondo tidak seluas di Kabupaten Bondowoso, tetapi pemerintah setempat mengambil dari sisi lain, yakni kualitas kopinya yang sudah teruji dari rasanya juara dunia.

Lihat juga...