NTB Miliki Rumah Sakit Mata

Editor: Koko Triarko

MATARAM – Keberadaan Rumah Sakit Mata (RSM) Provinsi Nusa Tenggara Barat, diharapkan bisa lebih maksimal menekan dan mengatasi tingginya penderita penyakit katarak.

Direktur RSM, dr. Nurhandini Eka Dewi, yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, mengatakan, sebelum menjadi Rumah Sakit Mata, statusnya hanya berupa Balai Kesehatan Mata (BKM), dengan gedung dan fasilitas sangat terbatas, sehingga kurang maksimal dalam melakukan penanganan.

Direktur Rumah Sakit Mata yang juga Kadis Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi (kanan) bersama gubernur NTB, Zulkiflimansyah (tengah), -Foto: Turmuzi

“Sebelum MENjadi RSM NTB, tempat penanganan masyarakat penderita katarak, selama 18 tahun statusnya hanya berupa BKM, sehingga penanganan tidak maksimal” kata Nurhandini, usai peresmian RSM di Mataram, Jumat (28/12/2018).

Dikatakan, jumlah masyarakat penderita katarak di NTB selama ini tergolong cukup tinggi, di sisi lain gedung dan fasilitas pendukung sangat terbatas.

Data Dinas Kesehatan NTB, sejak 2014 jumlah penderita katarak mencapai 7.000 orang, nomor dua terbesar secara nasional setelah Jawa Timur, di mana sebagian besar banyak dialami masyarakat dewasa dan lansia, termasuk anak-anak.

“Jika dikalkulasikan, maka tingkat prevalensi kebutaannya sebanyak empat persen dari jumlah total penduduk NTB, mengingat salah satu penyebab terjadinya kebutaan adalah penyakit katarak,” katanya.

Karena itu, Dikes terus berupaya menekan kasus penderita katarak, salah satunya dengan meresmikan RSM NTB.

Dikatakan Nurhandini, salah satu faktor yang menjadi penyumbang terbesar kasus penderita katarak adalah faktor regeneratif (perubahan sel-sel mata menjadi menurun). Faktor lainnya, yakni paparan trauma mata oleh sinar ultraviolet yang lebih sering terjadi.

Lihat juga...