Masyarakat Didorong Gunakan Kontrasepsi Jangka Panjang

Ilustrasi BKKBN - Dok: CDN

PONTIANAK – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mendorong warga di Pontianak, menggunakan kontrasepsi jangka panjang, dalam upaya mengatur kelahiran anak.

Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN, M Yani, menjelaskan, kontrasepsi jangka pendek seperti pil atau suntik KB, mengandung kelemahan. Pengguna harus rutin menggunakannya setiap hari atau kurun waktu tertentu. Sementara faktor humanisnya, pengguna bisa saja suatu waktu lupa menggunakannya. “Makanya, kami, lebih condong mendorong masyarakat menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka panjang, dan ini sudah sesuai dengan kebijakan BKKBN dalam rangka menghindari angka kegagalan ber KB,” katanya, Senin (3/12/2018).

Kontrasepsi jangka panjang seperti, KB Implan (Susuk) dan vasektomi, risiko kegagalannya lebih rendah. Sementara, kontrasepsi bukan hanya untuk kaum perempuan, para lelaki juga punya tanggung jawab yang sama, untuk mengatur kelahiran anak. Hal itu menjadi bentuk kerjasama di dalam keluarga, dalam upaya menciptakan keluarga sehat.

“Tidak hanya kaum ibu, bapak-bapak juga harus proaktif sebagai peserta, akseptor. Makanya melalui kegiatan ini, kami terus mensosialisasikan untuk mengajak masyarakat, terutama kaum bapak-bapak untuk juga ikut ber-KB,” katanya.

Di Indonesia, saat ini jumlah anak, yang rata-rata dilahirkan seorang perempuan selama masa reproduksinya (Total Fertility Rate/TFR) di 2,4 pada tingkat nasional, sedang sasarannya 2,3. Sementara di Kalimantan Barat angka TFR masih 3,1. “Untuk menurunkannya, kami terus meningkatkan sosialisasi program-program keluarga berencana,” kata Yani.

Lihat juga...