Ladang Minyak El Sharara Ditutup Libya Sesudah Dikuasai Suku

Ilustrasi [bumn.go.id]

“Kami tidak akan mengizinkan ladang El Sharara dibuka kembali kecuali Perserikatan Bangsa-Bangsa menengahi,” kata Maighal pada Minggu sore.

Ia menyatakan wilayah Fezzan selatan diabaikan beberapa dasawarsa dan menuntut bahwa pendapatan dari minyak dari ladang setempat digunakan untuk mendanai kegiatan pembangunan.

NOC berusaha keras menjaga lapangan tetap bekerja, dikendalikan dari Tripoli, sekitar 700 kilometer ke utara, dan pada Sabtu malam mengeluarkan pernyataan sesudah lama bungkam, dengan mengatakan bahwa ladang itu diduduki tapi “pada saat ini” tetap buka.

Pejabat pada saat sama mencoba memanfaatkan waktu untuk secara bertahap mematikan sumur guna merundingkan penyelesaian pada detik terakhir sambil menuduh beberapa penjaga bertindak sebagai penjahat.

Insinyur lapangan menyatakan pembicaraan rumit untuk dilakukan karena pengunjuk rasa terpecah dengan suku menginginkan pembangunan, yang akan membutuhkan waktu untuk dijalankan.

Para anggota Penjaga Sarana Perminyakan (PFG) siap mengakhiri penutupan itu jika mereka segera mendapat uang tunai, dengan menyatakan belum dibayar baru-baru ini. Penjaga itu berulang kali meminta negara menambahkan lebih banyak orang ke daftar gaji.

Dengan Libya terpecah menjadi dua pemerintahan lemah, kelompok bersenjata, suku dan warga umum Libya cenderung marah atas inflasi tinggi serta kekurangan prasarana terhadap NOC, yang mereka lihat sebagai sapi perahan dengan dalam pendapatan minyak dan gas miliaran dolar setiap tahun.

Libya baru-baru ini menghasilkan minyak hingga 1,3 juta barel sehari, tertinggi sejak 2013 ketika gelombang penyumbatan ladang minyak dimulai, bagian dari kekacauan sejak Muammar Gaddafi digulingkan pada 2011. [Ant]

Lihat juga...