Kisah Anthon, Pelukis Sumbar yang Mengais Rejeki di TMII
Editor: Satmoko Budi Santoso
Lukisan alam Minangkabau karya Anthon ini, tiga dimensi dengan warna-warna cerah yang disukai turis China, Jepang, Malaysia dan lainnya.
Dalam sehari, Anthon bisa menyelesaikan dua lukisan ukuran kecil. Namun untuk lukisan besar dibutuhkan waktu seharian. Lukisan hasil karyanya harus dikeringkan dulu, baru bisa dibeli pengunjung.
Menurutnya, pembelinya memang lebih banyak turis. Bahkan ada orang Jepang yang memesan lukisan dia. Warga Amerika Serikat (AS) juga ada yang datang ke TMII, sengaja membeli lukisannya, setelah melihatnya di media sosial (medsos).
Selain itu, pengunjung warga Indonesia pun ada yang membeli lukisan dia. Saat ini saja, Anthon sedang merampungkan dua lukisan pesanan warga Cakung, dan Cengger, Jakarta Timur.
“Alhamdulillah sehari bisa terjual dua lukisan, kadang juga satu ya. Dalam seminggu ya lumayan, dan omzet sebulan kisaran Rp 10 juta,” ujar pria kelahiran 55 tahun tersebut.
Dari mengais rejeki dengan profesi pelukis di TMII, Anthon merasa bersyukur. Kini dirinya sudah memiliki rumah sendiri dan membeli tanah di kampung halamannya di Sumbar. Bahkan ia juga bisa menyekolahkan kedua putrinya hingga ke perguruan tinggi di Jakarta.
“Alhamdulillah dari hasil melukis, saya sudah beli rumah dan tanah di kampung, serta bisa nyekolahin anak hingga kuliah. Sekarang mereka sudah kerja,” ujarnya.
Anthon merasa bangga bisa kerja di TMII, sesuai dengan bakatnya. Ia berharap bisa menjadi motivasi generasi muda yang berkunjung ke anjungan Sumbar untuk berkreasi melukis budaya Indonesia.
Ia pun kerap mengajarkan teknik melukis di saat ada pengunjung yang bertanya. Menurutnya, berbagi ilmu adalah ibadah. Apalagi yang dilukis adalah khazanah seni budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan.