Hidupkan Bahasa Bali dalam Interaksi Keseharian

Editor: Satmoko Budi Santoso

DENPASAR – Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, menegaskan, pentingnya peran penyuluh bahasa Bali di tengah-tengah masyarakat. Sebagai salah satu upaya dalam pelestarian bahasa Bali.

Berdasarkan hasil pemetaan, eksistensi bahasa Bali, juga keberadaan lontar serta fungsi lontar di tengah masyarakat, belum maksimal.

“Masih banyak yang lontarnya disimpan, tanpa pernah dibaca isinya. Di sinilah salah satu peran dari penyuluh Bahasa Bali untuk memberi pemahaman agar lontar jangan hanya disimpan saja. Berikan wawasan tentang fungsi serta pentingnya lontar,” ucap Wagub Cok Ace di sela-sela acara Evaluasi Kinerja Penyuluh Bahasa Bali Tahun 2018, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Kamis (13/12/2018).

Cok Ace juga menambahkan, Pemprov Bali selalu mendukung keberadaan serta pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali. Penyuluh Bahasa Bali memiliki tugas di antaranya memperkuat jati diri Bahasa Bali dari pengaruh globalisasi yang berimplikasi terhadap kepunahan bahasa Bali.

Tak ketinggalan, membina dan menumbuhkan-kembangkan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali, serta memotivasi maupun mengajak masyarakat mengembangkan dan melestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali.

“Kami menerima laporan hasil kinerja penyuluh Bahasa Bali. Telah dilakukan pemetaan eksistensi Bahasa Bali dengan melakukan survei maupun wawancara sekitar 51 ribu responden. Topik wawancara berupa penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali.

Dari hasil survei, didapatkan data, tingkat penggunaan Bahasa Bali dalam percakapan sehari-hari di lingkungan keluarga dan kesadaran pentingnya Bahasa Bali diajarkan pada generasi muda dapat dikategorikan tinggi. Sedangkan pengenalan dan penggunaan Sor Singgih Bahasa Bali serta penulisan aksara Bali masih dalam kategori sedang,” imbuh mantan Ketua PHRI Provinsi Bali ini.

Lihat juga...