Didemo Pedagang, Bupati Sikka Tetap Pertahankan Pasar Pagi Terbatas
Editor: Mahadeva WS
Namun demikian, Robi menegaskan, Dirinya mau berdiskusi, agar bisa bersama-sama membangun daerah. Pemerintah akan mengatur pasar Alok, aga ke depan bisa menjadi sebuah tempat usaha yang baik.
Ketua cabang GMNI Sikka Emilianus Y. Naga, menyebut, ada prosedur untuk mencabut sebuah kebijakan bupati. Dan Bupati Sikka disebutnya jago dalam membuat kebijakan publik. “Sebelum kami berdemo, kami sudah melakukan advokasi dengan turun ke pasar pagi terbatas dan Pasar Alok, melihat bagaimana situasi yang terjadi disana. Kenapa GMNI katakan ini sebuah kebijakan yang kebablasan, ada praktik ketidakadilan didalamnya,” ucapnya.
Dari survey yang dilakukan, barang dagangan seperti hasil kebun dan sayur mayur di Pasar Alok dalam tiga hari banyak yang tidak laku. Hal itu membuat pedagang harus membuangnya. Kondisi tersebut, mendorong GMNI Sikka meminta adanya kebijakan yang menguntungkan semua pihak. Keberadaan pasar bisa untuk meningkatkan kesejahteraan banyak orang.
“Situasi di lapangan, pedagang bukan saja berjualan di dalam TPI sebagai lokasi pasar pagi terbatas, tetapi hingga ke jalan di luar TPI, bahkan ke emperan toko di jalan raya utama. Makanya kita juga bingung, apakah pasar pagi terbatas ini hanya di dalam kompleks TPI ataukah hingga kompleks pertokoan,” ujarnya.
Semua pihak mengetahui, jalan di depan TPI hingga ke pertokoan bukanlah pasar. Sehingga, kalau Bupati Sikka mau mebuat pasar, lebih baik semua pedagang dipindahkan ke dalam kompleks TPI yang sudah dipagar.
Theodisia Kigo, salah seorang perempuan pedagang di Pasar Alok menyebut, kalau semua pedagang di Pasar Alok pindah berjualan ke TPI, yang menjadi lokasi pasar pagi terbatas, tentu tempatnya tidak muat. “Jadi hanya orang-orang tertentu saja yang berjualan di TPI. Terus terang saya sendiri pernah ke TPI, tapi ketika mau berjualan ditegur pedagang disana, dan dikatakan bukan tempat kami berjualan. Kalau pasar umum, kenapa kami dilarang berdagang disana?” tanyanya.