Aktivitas Vulkanik GAK Menurun, Status Masih Waspada
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, terpantau mengalami penurunan. Kepala Pos Pengamatan Gunung Berapi Gunung Anak Krakatau, Andi Suardi, menyebut penurunan aktivitas vulkanik GAK terlihat secara visual, serta tercatat pada data pencatatan seismograf.
Satu bulan terakhir, kondisi GAK terpantau mengalami letusan 100 hingga 200 kali per hari. Namun sejak sepekan terakhir, aktivitas vulkanik berupa letusan mulai berkurang di bawah 50 kali letusan
Andi Suardi bahkan menyebut berdasarkan data Magma Volcanic Activity Report (VAR), letusan tercatat hanya 30 kali dalam sehari pada Minggu (9/12). Selanjutnya pada Senin (10/12) aktivitas letusan GAK terpantau hanya sebanyak dua kali letusan.
Energi yang sudah dilepaskan sejak Juni silam, kata Andi Suardi, membuat aktivitas letusan berkurang. Secara visual, gunung berapi setinggi 338 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tersebut dominan tertutup kabut.

“Aktivitas letusan dan kegempaan masih diamati secara terus-menerus, melalui alat pendeteksi yang diletakkan di pulau Sertung, di GAK serta pulau di sekitar GAK, serta pengamatan visual dilakukan di pos pengamatan Pasauran Banten dan Hargo Pancuran Lampung Selatan,” terang Andi Suardi, saat ditemui Cendana News di pos pengamatan Gunung Anak Krakatau, Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Selasa (11/12/2018).
Menurutnya, pada pengamatan visual letusan terakhir GAK pada Senin (10/12), rata-rata hanya memiliki ketinggian 500 hingga 600 meter. Selanjutnya muncul asap fumarol yang merupakan asap yang bercampur uap air berasal dari kepundan GAK, mengarah ke Selatan terbawa angin.