Tim SAR Sisir Sungai Cari Korban Banjir Tasikmalaya
Editor: Makmun Hidayat
BPBD Kabupaten Tasikmalaya bersama aparat setempat dan relawan, lanjut Sutopo, terus melakukan penanganan darurat. BPBD juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar berhati-hati. Untuk antipasi kemungkinan adanya banjir dan longsor susulan, sebagian warga yang dekat dengan lokasi tersebut diharap agar mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena hujan masih turun.
Disebutkan Sutopo, Jembatan Sungai Ciandum di Jalan Raya Cipatujah juga roboh akibat diterjang banjir luapan air sungai. “Jembatan tersebut merupakan akses penghubung Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Garut,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal itu, sebut Sutopo, disiapkan pemasangan jembatan darurat (bailey) agar jembatan tersebut tetap dapat digunakan masyarakat. Untuk sementara arus lalu lintas dari Sindangbarang ke Tasikmalaya dialihkan melalui Pameungpeuk Garut. Kendaraan dari arah Pangandaran menuju Sindabarang dialihkan melalui Tasikmalaya.
“Banjir juga melanda sembilan desa di enam kecamatan di Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat pada 6 November 2018 pukul 02.00 WIB. Banjir menyebabkan satu orang meninggal dunia 602 KK atau 1.155 jiwa terdampak, dan 4 KK atau 10 jiwa mengungsi. Penanganan darurat dan pendataan masih dilakukan oleh BPBD,” beber Sutopo.
Lebih jauh Sutopo mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Memasuki musim penghujan, potensi bencana banjir, longsor dan puting beliung akan meningkat karena curah hujan terus meningkat.
“Umumnya puncak hujan berlangsung pada bulan Januari sehingga ancaman pun juga makin meningkat. Tips menghadapi banjir, longsor dan puting beliung diharapkan bisa meminimalkan korban meninggal,” pungkasnya.