Teater Bisa Jadi Tempat Pendidikan Anak-anak
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Dunia anak-anak adalah awal pembentukan karakter seseorang dalam hidupnya, yang perlu mendapat perhatian serius. Fenomena itu menjadi perhatian Anto Suhartono, yang peduli terhadap dunia anak-anak.
Anto memang berkecimpung dalam teater, dan menjadikan teater menjadi tempat pendidikan anak-anak. Bermula saat menyaksikan film yang tidak ramah anak, membuat Anto terdorong harus berbuat sesuatu. Dengan latar pendidikan Fakultas Hukum, Anto turut serta dalam mensosialisasikan tentang hukum perlindungan anak.
“Awal ketertarikan saya terhadap dunia anak-anak sejak tahun 1975 saat masuk Teater Adinda yang dikonsep untuk memperkenalkan teater anak-anak di Taman Ismail Marzuki (TIM),“ kata Anto Suhartono kepada Cendana News di TIM, Senin (19/11/2018).
Anto membeberkan bahwa para lulusan Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) ada yang ditempatkan untuk bekerja di TIM, di antaranya Yos Maruta Effendi sebagai kru panggung yang melayani pementasan-pementasan teater.
“Tapi di tingkat manajemen ada Amak Baldjun, Djayakusuma, Pramana Padmodarmaya dan lain-lain, dimana mereka kemudian memikirkan tentang teater yang bisa menjadi tempat pendidikan anak-anak,“ bebernya.
Pada saat itulah, lanjut Anto, dirinya masuk sebagai angkatan pertama kegiatan Tetear Adinda pada tahun 1975. “Pada saat itu ada problem naskah teater anak-anak cukup banyak ceritanya untuk orang dewasa, oleh karena itu kita bikin ceritanya yang memang ditujukan untuk anak-anak,“ ungkapnya.
Anto menyebut pada Festival Teater Anak-anak, Teater Adinda juara 4 kali, yakni pada tahun 1980 juara 1, tahun 1981 juara 2, tahun 1983 juara 1, dan tahun 1984 juara 3 sehingga tidak boleh ikut.