Sekaten Digelar Singkat, Daya Beli Turun
Editor: Satmoko Budi Santoso
YOGYAKARTA – Sejumlah pedagang mengeluhkan singkatnya penyelenggaraan event tahunan yang digelar setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun 2018.
Mereka menilai waktu penyelenggaraan PMPS yang dipersingkat menjadi hanya 2 minggu dinilai merugikan para pedagang. Pasalnya, para pedagang menjadi tak bisa berjualan dalam waktu lama, yang berdampak pada penurunan omzet mereka.
Saridi (55) salah seorang pedagang bakso tusuk asal Wonosari, mengaku, menyewa lahan untuk berjualan seluas 1,5 x 1,5 meter persegi. Selama 18 hari penyelenggaraan ia mengaku harus membayar uang sewa sebesar Rp1juta ke pihak penyelenggara.

Besaran uang sewa itu menurutnya tak jauh berbeda dengan Sekaten tahun lalu, meski dari sisi waktu penyelenggaraan lebih lama.
“Kalau pedagang tentu berharap penyelenggaraan dibuat lebih lama seperti tahun lalu. Agar bisa lebih lama berjualan. Walaupun memang pedagang sudah mulai berjualan seminggu sebelum Sekaten resmi dibuka, sampai seminggu setelahnya resmi ditutup,” katanya, Sabtu.
Jika cuaca sedang bagus dan tidak hujan, dalam sehari Saridi mengaku, bisa mengantongi penghasilan hingga mencapai Rp700 ribu-Rp1,5 juta setiap malam. Namun saat sedang sepi karena turun hujan, paling tidak ia bisa mengantongi pemasukan Rp400-500 ribu.
Sementara itu pedagang lainnya, Rianto, asal Sewon, Bantul, menyebut, penyelenggaraan PMPS yang lebih singkat membuat antusiasme masyarakat untuk datang ke Sekaten tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Meski begitu, ia merasakan dari sisi daya beli, tahun ini cenderung lebih menurun.