SUKOHARJO – Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memberikan kesempatan masyarakat di pedesaan lebih berkembang, kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso.
“Di pedesaan ini sumber daya alam tersedia, tetapi permasalahannya bagaimana kita bisa memanfaatkan. Oleh karena itu, yang kami lakukan adalah memberikan kesempatan agar masyarakat bisa lebih berkembang lagi,” katanya pada peresmian BUMDes Center Maju Sejahtera di Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu.
Ia mengatakan, melalui BUMDes tersebut, masyarakat luas bisa mengetahui kekayaan desa yang memiliki BUMDes, mulai dari berbagai kerajinan tangan yang dihasilkan hingga unit usaha yang dimiliki.
“Misalnya di sini ada produksi batik, kalau tidak ada yang menyampaikan bahwa di sini ada batik bagus maka tidak ada yang tahu. Ada abon dan beras enak juga begitu, kalau tidak ada yang menyuarakan maka tidak ada yang tahu,” katanya.
Ia mengatakan, sebelum ada BUMDes yang bisa menampung berbagai macam produk olahan atau hasil bumi masyarakat setempat, selama ini sebagian besar produk usaha masyarakat ditampung oleh tengkulak.
“Tengkulak ini sifatnya menyimpan barang dan akan menjualnya kalau harga sudah naik. Padahal masyarakat menjual ke tengkulak dengan harga yang murah,” katanya.
Oleh karena itu, dengan adanya BUMDes tersebut, masyarakat bisa menjual produksinya tanpa melewati penampung atau disebut dengan “broker”.
“Dengan begitu rantai perdagangan tidak terlalu panjang, harga bisa terkendali. Itulah kenapa kami hadir di sini dan mendirikan BUMDes. Harapannya ini bisa menjadi soko guru atau penyangga perekonomian daerah,” katanya.