Rupiah Anjlok, Aktivitas Industri di Banyumas, Masih Stabil

PURWOKERTO  – Kegiatan industri di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, masih stabil, meskipun nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat melemah, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini.

“Kami sudah melakukan pemantauan terhadap penurunan nilai rupiah, naiknya dolar AS ini, sebenarnya dari sisi bisnis masih tidak begitu berpengaruh,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Menurut dia, hal itu karena di eks Karesidenan Banyumas meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara yang merupakan wilayah kerja KPw BI Purwokerto lebih banyak kegiatan ekspor daripada impor.

Dengan demikian, kata dia, pengusahanya menjadi untung karena naiknya nilai dolar AS tersebut.

“Dari satu sisi dolarnya sudah naik, dia ekspor, dapat untung, biaya tenaga kerja belum naik. Tapi untuk sekarang ya,” katanya.

Akan tetapi, kata dia, pihaknya belum bisa memprediksi apakah kondisi tersebut masih bisa bertahan hingga akhir tahun 2018.

Agus mengaku khawatir, pada akhir tahun 2018 terjadi kondisi yang memberatkan pengusaha.

“Kami khawatirnya pada akhir tahun. Sampai akhir tahun perlu kita lihat karena mereka perlu belanja modal pada akhir tahun,” katanya.

Dalam hal ini, kata dia, dunia industri biasanya melakukan perawatan mesin dan mengganti suku cadang pada akhir tahun.

“Dia (industri, red) biasanya ada kontrak, ada masa kontak, ini yang kita cermati. Termasuk ada kenaikan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota), itu juga yang kita cermati,” tegasnya. (Ant)

Lihat juga...