Post Mortem RS POLRI Terima 163 Kantong Jenazah Korban Lion Air

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Hingga hari ke-9 siang ini sejak terjadinya kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, Ketua Tim Post Mortem Kombes Pol Dr. Adang Ashar, SpF, DFM menyatakan, sudah menerima 163 kantong jenazah untuk diidentifikasi.
“Proses identifikasi yang dilakukan oleh Tim Post Mortem meliputi semua yang dievakuasi dari TKP, bisa berupa tubuh, bagian tubuh maupun barang yang melekat di tubuh atau pun tidak melekat, dan semua yang ada dalam kantong jenazah,” kata Adang, kepada awak media, Selasa (6/11/2018).
Semua kantong jenazah diterima akan diregistrasi dan diberi label  DVI. Selanjutnya, kantong jenazah akan dibawa ke ruang otopsi untuk diperiksa dan dilakukan pendeskripsian, atas semua hal yang ada di dalam kantong tersebut.
“Kita hanya menjelaskan dan mencatat sesuai apa yang ada di dalam kantong jenazah. Apa saja yang ada di tubuh tersebut, baik melekat atau pun tidak,” ujar Adang.
Di ruang otopsi ini, pemeriksaan diketuai oleh dokter forensik yang membawahi tiga tim, yaitu tim odontologi, inavis dan DNA.
“Jika diketemukan gigi, maka akan dikonsultasikan dengan odontologi. Jika ketemu sidik jari, maka kita konsultasikan dengan bagian inavis. Jika tidak, maka akan masuk ke bagian DNA. Semua akan saling mendukung untuk proses identifikasi,” kata Adang.
Setelah dilakukan identifikasi, semua yang ada di kantong jenazah akan dipindahkan ke kantong jenazah yang baru dengan nomor yang sama.
Terkait kondisi potongan tubuh yang kemungkinan mengalami kerusakan karena kondisi lingkungan maupun lamanya waktu evakuasi, Adang menguraikan, bahwa identifikasi tetap bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang dikenal di dunia forensik.
“Metode identifikasi ini banyak, jadi walaupun dalam bentuk potongan maupun sudah rusak, kita tetap bisa melakukannya. Kalau seperti kasus Lion Air ini, karena dalam potongan, maka kita pakai sistem DNA. Memang kalau dari segi waktu, jika masih utuh akan lebih cepat prosesnya dibandingkan dalam bentuk potongan,” urainya.
Diakui oleh Adang, kejadian Lion Air ini memang memiliki tingkat kesulitan pengidentifikasian yang lebih tinggi dibandingkan beberapa kasus yang pernah ditanganinya.
“Yang paling banyak saya temui sekarang itu hanya potongan-potongan saja. Biasanya adalah yang utuh, satu atau dua. Tapi untuk yang sekarang, saya sama sekali belum ketemu,” ucapnya.
Menurutnya, proses identifikasi hingga hari ini masih berlanjut, dan mekanismenya ditetapkan dalam sidang rekonsiliasi.
“Selama masih ada pengiriman dari TKP, maka kita tetap melakukan pemeriksaan. Nanti akan ketahuan akan ada berapa profil yang ditemukan setelah tidak ada lagi pengiriman dari tim operasional di TKP,” pungkasnya.
Lihat juga...