Penjaga Pantai Libya Paksa Turun Pengungsi dari Kapal Kargo
TRIPOLI – Pihak berwenang di Libya, menurunkan dengan paksa, sedikitnya 79 imigran, yang telah menolak meninggalkan kapal peti kemas yang menyelamatkan mereka. Imigran tersebut dipaksa turun, sebelum kapal tersebut melakukan perbaikan di salah satu pelabuhan di sebelah barat Tripoli.
Kapal peti kemas Nivin, yang berbendera Panama, menyelamatkan para imigran di lepas pantai Libya, 10 hari lalu. Sementara kapal yang ditumpangi para imigran ke Misrata, telah tenggelam. “Pasukan gabungan menggeledah kapal kargo itu dan menggunakan peluru-peluru karet dan gas air mata untuk memaksa (mereka turun dari kapal),” kata Tawfiq Esskair, Komandan Penjaga Pantai Bagian Tengah Libya, Rabu (21/11/2018).
Twafiq menyebut, jumlah pengungsi di atas kapal tersebut lebih dari 90 orang. Beberapa orang dalam kondisi terluka saat proses penurunan pengungsi. Namun saat ini, semuanya dalam kondisi baik, setelah mendapat perawatan di rumah sakit. “Semua dibawa ke rumah tahanan di kota,” tambahnya.
Operasi tersebut dilakukan, dengan bantuan kantor kejaksaan Libya. Sementara, PBB dan Human Rights Watch (HRW) menyebut, jumlah imigran yang diturunkan dari kapal itu 79 orang. Dalam pernyataannya PBB mengatakan, komunitas kemanusiaan sedih atas peristiwa-peristiwa yang terjadi tersebut.
Dengan mengeluarkan kata-kata yang lebih keras, HRW menyerukan untuk proses penyelidikan, apakah pemaksaan yang tak berdasar hukum telah digunakan dalam kejadian tersebut. “Ini simpulan yang mungkin paling buruk atas nasib orang-orang di atas kapal Nivin, menghindari penahanan tak berperikemanusiaan di Libya,” kata Judith Sunderland, Deputi Direktur HRW untuk Eropa dan Asia Tengah.