Pembangunan RDE Batan Terdepan di Kawasan Regional
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
JAKARTA — Setelah berjalan selama empat tahun, program pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE), kini memasuki tahapan detail desain dan sudah mendapatkan izin tapak dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Perkembangan ini termasuk capaian terdepan jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan regional untuk jenis reaktor yang sama.
“Awalnya kita tidak bikin sendiri, tapi karena harga dari vendor mahal maka pemerintah membentuk konsorsium Batan dengan perguruan tinggi dan BUMN untuk membangun RDE,” kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot S. Wisnubroto kepada awak media di Kawasan Nuklir Serpong, Jumat (16/11/2018).
Setelah empat tahun, akhirnya langkah pembangunan RDE ini sampai kepada tahap pengajuan izin desain dan izin konstruksi, yang diharapkan akan selesai pada 2020 dan 2021.
Djarot S Wisnubroto mengatakan, dari tahapan detail desain dan izin konstruksi ini selanjutkan akan memasuki tahapan Uji Komisioning, dilanjutkan Izin Operasi.
“Proses perizinan ini tidak sebentar. Karena baik dari pihak Batan maupun pihak Bapeten sama-sama mempelajari. Kita perkirakan untuk desain akan selesai dalam waktu 1-2 tahun,” papar Djarot lebih lanjut.
Kemudian masuk ke tahap konstruksi, terangnya, jika memang dari segi pendanaannya sudah siap.
“Jika konstruksi sudah siap, baru akan masuk ke uji fungsi dari fasilitas atau yang biasa disebut Uji Komisioning. Dan terakhir masuk ke Izin Operasi,” tambahnya.
Pengembangan detail desain RDE menurut Djarot, melibatkan personel dari berbagai bidang keahlian, di antaranya keselamatan dan safeguard nuklir, desain proses, mekanik dan pemipaan, instrumentasi dan kendali, elektrik, serta tapak dan sipil.