BIAK – Mantan anggota Komisi IX DPR, Robert Rouw, mengakui fasilitas layanan kesehatan di 29 kabupaten/kota di Papua belum merata dinikmati masyarakat berlatar kondisi geografis Papua.
“Bidang kesehatan menjadi kebutuhan pokok masyarakat Papua, sehingga fasilitas fisik layanan kesehatan harus dekat dengan rakyat,” kata dia, di Biak, Minggu (25/11/2018).
Ia mengatakan, pemerintah saat ini telah banyak menggelontorkan anggaran untuk membangun kelengkapan fasilitas kesehatan di 29 kabupaten/kota di Papua.
Namun begitu, kata dia, di beberapa wilayah pedalaman pengunungan, jika warga sakit untuk berobat dari rumah menuju Puskesmas atau rumah sakit harus berjalan kaki dengan waktu tempuh berjam-jam hingga satu hari penuh.
Di daerah kepulauan yang tidak mempunyai fasilitas kesehatan, menurut dia, jika sedang sakit harus menempuh angkutan laut menuju Puskesmas atau Pustu untuk mendapatkan pengobatan.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi yang dihadapi masyarakat pedalaman dan kepulauan di tanah Papua, dalam mendapatkan akses layanan kesehatan yang cepat,” katanya.
Ia berharap, dengan tersedianya fasilitas kesehatan yang dekat dengan masyarakat, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat kampung, dalam upaya melaksanakan gerakan hidup sehat.
Menyinggung aspek keamanan bagi tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman Papua, dia katakan, sebagai tenaga medis yang bekerja untuk kemanusiaan harus dapat dilindungi siapa pun yang berkepentingan.
“Tenaga medis yang ditempatkan di sejumlah Puskesmas dan Pustu se-tanah Papua bekerja atas nama kemanusiaan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga, sehingga keberadaannya harus mendapat perlindungan dari pihak mana pun,” katanya.
Ia menegaskan, tenaga medis kesehatan dokter, mantri, suster, perawat dan bidan yang saat ini masih mengabdi di sejumlah Puskesmas, Pustu, dan rumah sakit seluruh tanah Papua harus memperoleh jaminan keamanan.
“Ini sangat penting untuk menjamin pelayanan kesehatan,” pungkasnya. (Ant)