Batan Harapkan Umpan Balik Tentang Nuklir dari Masyarakat
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
“Kendala atau tantangan itu selalu ada, yang utama adalah masalah anggaran, dan kita akan mencarikan jalan keluar dengan meyakinkan bahwa program kerja sama ini menguntungkan, sehingga diharapkan mitra daerah dapat mengalokasikan anggarannya untuk dapat membantu program kegiatan,” lanjutnya.
Hingga saat ini belum ada alat pengukur kesuksesan atau kegagalan dari bentuk kerja sama yang dijalin antara BATAN dengan para mitra. Diperlukan belajar dari pihak lain, baik universitas maupun lembaga pemerintah yang telah menerapkan kerja sama dengan pola yang serupa agar didapatkan rumusan yang komprehensif dalam menilai program kerja sama tersebut.
Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir Batan, Hendig Winarno menyebutkan, pihaknya telah melakukan promosi hasil litbangnya kepada masyarakat dan telah menjangkau 31 provinsi yang ada di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua Barat.
Promosi tersebut dilakukan dalam bentuk kerja sama dalam kegiatan Pendayagunaan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) dan dalam bentuk kerja sama penelitian berupa demoplot pertanian.
“Kerja sama yang dijalin antara BATAN dengan pihak mitra dilakukan dalam bentuk kontrak kerja pertahun, dan dapat dilanjutkan pada tahun berikutnya, bila hasilnya baik dan kedua belah pihak masih ingin melanjutkan,” kata Hendig.
Hendig juga menambahkan, kerja sama dalam rangka PHLIN tersebut dilaksanakan dengan melalui beberapa tahapan yakni sosialisasi, pemberdayaan, kemandirian dan kemitraan. Setelah satu tahun, kerja sama tersebut dapat diperpanjang apabila daerah atau mitra menunjukkan hasil yang baik dan meningkat ke tahapan berikutnya.